Rabu, 15 Mei 2013

Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Tes


MAKALAH EVALUASI PEMBELAJARAN
“Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Tes”

Dosen Pembimbing : Auliana F.A. M.Pd











Disusun oleh :
Oktoberiyus Seranta ( 100401020008 )



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2013


KATA PENGANTAR
          Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas untuk memenuhi Ujian Akhir Semester makalah “Evaluasi Pembelajaran” ini sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
          Pada kesempatan ini kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Auliana F.A. M.Pd  selaku guru dan pembimbing dari bidang study Evaluasi Pembelajaran, serta terimakasih kepada semua pihak atas dukungannya sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan.
          Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran pembaca yang membangun sangat diperlukan demi penyempurnaan makalh-makalah lainnya. Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya. Amin.




Malang, Februari  2013
                                                                               

                                                                                Penulis





DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………….………1
Daftar Isi…………………………………………………………………….....2
BAB I PENDAHULUAN……………………………………….…….…..……3
1.1.            Latar Belakang………………………………….………….......3
1.2.            Rumusan Masalah……………………….…….………….......4
1.3.            Tujuan Penulisan……………………………….……………...4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………….….………..5
         2.1. Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Tes…..…….……....5
        2.2. Jenis-jenis Tes…………………………..….……………….….…6
BAB III PENUTUP……………………………….…………………............…14
           3.1.Kesimpulan……….…………………………………………….....14
           3.2.Saran…………..........................................................................14
            Daftar pustaka…………………………………………………………15







BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Banyak alat atau instrumen yang dapat digunakan dalam kegiatan evaluasi. Salah satunya adalah tes. Istilah tes hanya populer di lingkungan persekolahan, tetapi juga diluar sekolah bahkan dimasyarakat umum. Kita sering mendengar istilah tes kesehatan, tes olahraga, tes makanan, tes kendaraan, dan lain-lain. Disekolah juga sering kita dengar istilah pretes, protes, tes formatif, tes sumatif, dan sebagainya. Disekolah, tes ini sering juga disebut dengan tes prestasi belajar. Tes ini banyak digunakan untuk mengukur prestasi belajar peserta didik dalam bidang kognitif, seperti pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.
Penggunaan tes dalam dunia pendidikan sudah dikenal sejak dahulu kala, sejak orang mengenal pendidikan itu sendiri. Artinya, tes mempunyai makna tersendiri dalam dunia pendidikan, khususnya dlaam pembelajaran.Dalam makalah ini akan dibahas mengenai “Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Tes”.














  1.2. Rumusan masalah

1.     Apa yang dimaksud dengan tes?
2.     Bagaimana perkembangan dari tes?
3.     Apa saja jenis-jenis tes ?


1.3.     Tujuan penulisan

1.     Untuk mengetahui pengertian tes.
2.     Mengetahui perkembangan dari tes.
3.     Untuk mengetahui jenis-jenis tes.












Bab II PEMBAHASAN
Pengembangan Instrumen Evaluasi Jenis Tes

2.1.     Pengertian Tes
Tes secara sederhana dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab, pernyataan-pernyataan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta tes. Dalam kaitan dengan pembelajaran aspek tersebut adalah indikator pencapaian kompetensi. Tes berasal dari bahasa Perancis yaitu “testum” yang berarti piring untuk menyisihkan logam mulia dari material lain seperti pasir, batu, tanah, dan sebagainya. Kemudian diadopsi dalam psikologi dan pendidikan untuk menjelaskan sebuah instrumen yang dikembangkan untuk dapat melihat dan mengukur dan menemukan peserta Tes yang memenuhi criteria tertentu. Cronbach(dalam Azwar, 2005) mendefinisikan tes sebagai “a systematic procedure for observing a person’s behavior and describing it with the aid of a numerical scale or category system”. Sedangkan Menurut Ebster’s Collegiate (dalam Arikunto, 1995), tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensia, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Dalam perkembangannya istilah tes diadobsi dalam psikologi dan pendidikan.
Tes pada dasarnya adalah alat ukur atribut psikologis yang objektif atas sampel perilaku tertentu.
Dalam psikologi, tes dapat diklasifikasikan menjadi empat, yaitu:
  1.  tes yang mengukur intelegensia umum yang dirancang untuk mengukur kemampuan umum seseorang dalam suatu tugas
  2. tes yang mengukur kemampuan khusus atau tes bakat yang dibuat untuk mengungkap kemampuan potensial dalam bidang tertentu
  3. tes yang ditujukan untuk mengukur prestasi yang digunakan untuk mengungkapkan kemampuan aktual sebagai hasil belajar
  4. tes yang mengungkap aspek kepribadian (personality assesment) yang bertujuan mengungkap karakteristik individual subjek dalam aspek yang diukur.


2.2.     Jenis- Jenis Tes
Apabila kita membahas jenis-jenis tes, maka kita akan dapat mencermati dalam lima jenis atau cara pembagian yaitu:

A.      Pembagian jenis tes berdasarkan tujuan penyelenggaraan.
a.     Tes Seleksi (Selection Test)
Penentuan jenis kemampuan dan tingkat penguasaan pada tes seleksi, sepenuhnya tergantung pada kebutuhan akan kemampuan yang dibutuhkan untuk dapat mengikuti kegiatan. Dengan demikian, berdasarkan hasil tes seleksi, seseorang dapat dinyatakan diterima atau berhasil dan tidak diterima atau tidak lolos untuk mengikuti program kegiatan yang direncanakan. Sebagai contoh, jika kita menyelenggarakan tes seleksi untuk pemandu wisata, maka akan lebih baik menitikberatkan kemampuan berbicara daripada kemampuan menulis.



b.     Tes Penempatan (Placement Test)
Adalah suatu keniscayaan bahwa kemampuan seseorang tidaklah bisa sama. Sekelompok orang barangkali memiliki kemampuan lebih tinggi dari pada kelompok lainnya. Permasalahan yang muncul adalah, bagaimanakah jika kemampuan siswa dalam satu kelas relatif beragam? Hal ini akan bisa mempersulit jalannya proses pengajaran yang Anda lakukan. Untuk itu perlu dilakukan tes penempatan. Tes penempatan umumnya diselenggarakan menjelang dimulainya suatu program pengajaran, dengan maksud untuk menempatkan seseorang pada kelompok yang sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya.

c.     Tes Hasil Belajar (Achievement Test)
Brown (2004) memberikan pengertian tes hasil belajar merupakan “a test to see how far students achieve materials addressed in a curriculum within a particular time frame”. Hasil belajar yang diungkap lewat tes hasil belajar dapat mengacu pada hasil pengajaran secara keseluruhan pada akhir penyelenggaraan atau pada kurun waktu tertentu. Sebagai tes yang memfokuskan pada hasil yang telah dapat dicapai oleh suatu bentuk pengajaran, tes hasil belajar memiliki kaitan yang erat dengan apa yang telah diajarkan (kurikulum). Kaitan itu terutama dalam hal isi tes. Isi tes harus secara jelas mencerminkan isi pengajaran yang secara nyata telah diselenggarakan.

d.     Tes Diagnostik (Diagnostic Test)
Secara etimologis, diagnostik diambil dari bahasa Inggris “diagnostic”. Bentuk kata kerjanya adalah “to diagnose”, yang artinya “to determine the nature of disease from observation of symptoms”. Mendiagnosis berarti melakukan observasi terhadap penyakit tertentu, sebagai dasar menentukan macam atau jenis penyakitnya. Jadi, tes diagnostik sengaja dirancang sebagai alat untuk menemukan kesulitan belajar yang sedang dihadapi siswa. Hasil tes diagnostik dapat digunakan sebagai dasar penyelenggaraan pengajaran yang lebih sesuai dengan kemampuan siswa sebenarnya, termasuk kesulitan-kesulitan belajarnya.
Tes ini dilakukan apabila diperoleh informasi bahwa sebagian besar peserta didik gagal dalam mengikuti proses pembelajaran pada mata pelajaran tertentu. Hasil tes diagnostik memberikan informasi tentang konsep-konsep yang belum dipahami dan yang telah dipahami.Oleh karenanya, tes ini berisi materi yang dirasa sulit oleh siswa, namun tingkat kesulitan tes ini cenderung rendah.

e.     Tes Uji Coba
Untuk mengetahui apakah tes yang dikembangkan bagus, perlu
serangkaian uji coba, untuk memperoleh informasi, tidak hanya tentang ciri-ciri tes yang penting, seperti validitas, reliabilitas, tingkat kesulitan, dan tingkat pembeda, melainkan juga segi-segi lain, seperti kecukupan waktu, kejelasan tulisan maupun perintah tes, dan lain sebagainya.


B.   Jenis Tes Berdasarkan Tahapan/Waktu Penyelenggaraan
Jenis Tes Berdasarkan Tahapan/Waktu Penyelenggaraan dibagi menjadi empat,antara lain sebagai berikut :

a.     Tes Masuk (Entrance Test)
     Tes masuk diselenggarakan sebelum dan menjelang suatu program pengajaran dimulai. Sama dengan tes seleksi, tes masuk diselenggarakan untuk menentukan apakah seorang calon dapat diterima sebagai peserta program pengajaran karena ia memiliki jenis dan kemampuan yang dipersyaratkan. Tes masuk dirancang secara
khusus dan disesuaikan dengan tujuan program pengajaran. Semakin sesuai isi tes masuk itu dengan tujuan pokok program pengajaran, maka akan semakin tinggi tingkat relevansi serta efektivitas dari tes masuk tersebut.



b.     Tes Formatif (Formative Test)
Tes formatif dilakukan pada saat program pengajaran sedang berlangsung (progress), tujuannya untuk memperoleh informasi tentang jalannya pengajaran sampai tahap tertentu. Informasi tersebut penting untuk mengetahui apakah program pengajaran berjalan sesuai dengan format yang ditentukan sehingga dipertahankan atau program pembelajaran memerlukan perubahan atau penyesuaian, hasilnya berguna untuk memperbaiki strategi mengajar. Tes ini dilakukan secara periodik sepanjang rentang proses pembelajaran, materi tes dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran tiap pokok bahasan atau sub pokok materi. Jadi tes untuk menentukan keberhasilan belajar dan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran.

c.     Tes Sumatif (Summative Test)
Kata dari “sumatif” adalah “sum” yang berarti “total obtained by adding together items, numbers or amounts”. Dengan demikian, tes sumatif diselenggarakan untuk mengetahui hasil pengajaran secara keseluruhan (total). Konsekuensi dari tes yang menekankan hasil pengajaran secara keseluruhan, maka item tes sumatif atau bahan cakupannya meliputi seluruh materi yang telah disampaikan. Tes sumatif diberikan di akhir suatu pelajaran, atau akhir semester. Hasilnya untuk menentukan keberhasilan belajar peserta didik. Tingkat keberhasilan dinyatakan dengan skor atau nilai,pemberian sertifikat, dan sejenisnya.

d.    Pra-tes dan Post-test
Untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki seorang siswa di awal program pengajaran, kadang-kadang diselenggarakan pra-tes. Hasil pra-tes digunakan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa pada awal program pengajaran. Tingkat kemampuan awal ini penting untuk menentukan sejauhmana kemajuan seorang
siswa. Kemajuan yang dicapai bisa dilihat dari perbandingan hasil pra-tes dengan hasil tes yang diselenggarakan di akhir program pengajaran (post-test).


C. Jenis Tes Berdasarkan Cara Mengerjakan
Jenis Tes Berdasarkan Cara Mengerjakan meliputi ;

a.     Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang dilakukan secara tertulis baik dalam hal soal maupun jawabannya, namun tes yang disampaikan secara lisan dan dikerjakan secara tertulis masih digolongkan ke dalam jenis tes tertulis. Sebaliknya, tes yang soalnya diberikan dalam bentuk tulisan sedangkan jawabannya berbentuk lisan tidak dapat dikategorikan ke dalam bentuk tes tertulis.

b.    Tes Lisan
Pada tes lisan, baik pertanyaan maupun jawaban (response) semuanya dalam bentuk lisan. Karenanya, tes lisan relatif tidak memiliki rambu-rambu penyelenggaraan tes yang baku, karena itu, hasil dari tes lisan biasanya tidak menjadi informasi pokok tetapi pelengkap dari instrumen asesmen yang lain.

c.     Tes Unjuk Kerja
Pada Tes ini peserta didik diminta untuk melakukan sesuatu sebagai indicator pencapaian kompetensi yang berupa kemampuan psikomotor.



D.                Jenis Tes Berdasarkan Cara Penyusunan
Jenis Tes Berdasarkan Cara Penyusunan  tes dapat dibedakan menjadi dua, yaitu tes buatan guru dan  ter terstandar.

a.       Tes Buatan Guru (Teacher-made Test)
Untuk melakukan tugas evaluasi itu, seorang guru harus mengembangkan alat ukur, salah satunya tes. Tes yang dikembangkan sendiri oleh guru disebut tes buatan guru (teacher-made test). Jadi tes buatan guru adalah tes yang dirancang dan dipersiapkan oleh guru, tetap dengan mengacu pada karakteristik tes yang baik dan dilakukan secara cermat, untuk tetap menjamin validitas maupun reliabilitasnya.

b.    Tes Terstandar (Standardized Test)
Tes terstandar adalah tes yang dikembangkan dengan mengikuti prosedur serta prinsip pengembangan tes secara ketat. Semua prosedur pengembangan tes dikuti sehingga ciri-ciri tes sebagai alat ukur yang baik senantiasa dapat dipenuhi. Dengan demikian, tingkat validitas, reliabilitas, kepraktisan, maupun daya beda sudah bukan menjadi masalah lagi.


E.                   Jenis Tes Berdasarkan Bentuk Jawaban
Jika kita melihat bentuk jawaban yang diberikan oleh peserta tes, kita
dapat membedakan tiga jenis tes, yaitu; tes esei, tes jawaban pendek, dan tes obyektif. Untuk lebih jelasnya, berikut akan dibahas jenis tes berdasarkan bentuk jawaban yang meliputi :


a.     Tes Esei (Essay-type Test)
    Tes bentuk uraian adalah tes yang menuntut siswa mengorganisasikan gagasangagasan tentang apa yang telah dipelajarinya dengan cara mengemukakannya dalam bentuk tulisan. Keunggulan tes uraian, guru dapat mengukur kemampuan siswa
dalam hal mengorganisasikan pikirannya, mengemukakan pendapatnya, dan mengekspresikan gagasan dengan menggunakan kata-kata atau kalimat sendiri. Sedang keterbatasannya adalah cakupan materi pelajaran yang terbatas, waktu
pemeriksaan jawaban yang lama, penskorannya cenderung subyektif dan umumnya kurang handal dalam pengukuran.

b.     Tes Jawaban Pendek
Tes dapat digolongkan menjadi tes jawaban pendek jika peserta tes diminta menuangkan jawabannya bukan dalam bentuk esei, tetapi memberikan jawaban-jawaban pendek, dalam bentuk rangkaian kata-kata pendek, kata-kata lepas, maupun angka-angka. Termasuk ke dalam tes jenis ini adalah tes yang mewajibkan
siswa untuk mengisi bagian yang kosong dari sebuah kalimat atau teks. Sehingga diharapkan dapat memberikan jawabannya sesingkat mungkin.

c.       Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang keseluruhan informasi yang diperlukan untuk menjawab tes telah tersedia. Oleh karenanya sering pula disebut dengan istilah tes pilihan jawaban (selected response test). Butir soal telah mengandung kemungkinan jawaban yang harus dipilih atau dikerjakan oleh peserta tes. Menurut Subino (1987)
perbedaan yang khas bentuk soal objektif dibanding dengan soal esei adalah tugas peserta tes (testee) dalam merespons tes. Pada tes objektif, tugas testee adalah memanipulasikan data yang telah ada dalam butir soal. Oleh karenanya, tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan secara objektif. Karena
sifatnya yang objektif maka penskorannya dapat dilakukan dengan bantuan mesin.
Soal ini tidak memberi peluang untuk memberikan penilaian yang bergradasi karena dia hanya mengenal benar dan salah. Soal tes objektif sangat bermanfaat untuk mengukur hasil belajar kognitif tingkat rendah. Hasil-hasil belajar kompleks seperti menciptakan dan mengorganisasikan gagasan kurang cocok diukur menggunakan soal bentuk ini. Soal objektif sangat bervariasi bentuknya. Variasi yang bisa dibuat dari soal objektif adalah benar-salah, pilihan ganda, menjodohkan, melengkapi dan jawaban singkat.


















Bab III Penutup
3.1. Kesimpulan
Tes secara sederhana dapat diartikan sebagai himpunan pertanyaan yang harus dijawab, pernyataan-pernyataan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur suat aspek tertentu dari peserta tes. Jenis-jenis tes dapat dikelompokkan menjadi beberapa model klasifikasi yaitu:
  1. Pembagian jenis Tes berdasarkan tujuan penyelenggaraan.
  2. Jenis Tes berdasarkan waktu penyelenggaraan.
  3. Pembagian jenis tes berdasarkan cara mengerjakan.
  4. Pembagian jenis Tes berdasarkan cara Penyusunan.
  5. Pembagian jenis Tes berdasarkan bentuk jawaban.

3.2.    Saran
Ø  Dengan membaca makalah ini, kita diharapkan dapat memahami apa itu tes.
Ø  Dengan membaca makalah ini, kita diharapkan mengetahui apa saja jenis-jenis dari tersebut.











Daftar Pustaka

  1. Arikunto, S. (2002). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
  2. Brookhart Susan M, Nitko J. Anthony. (2007). Educational Assesment of Student.Fifth edition. New Jersey: Meril Prentice Hall.
  3. Poerwanti E. (2001). Evaluasi Pembelajaran, Modul Akta mengajar. UMM Press.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar